Tuesday, August 29, 2006

RETAK...

Hati ini telah retak,
Seperti jambangan ibu yang terjatuh
Seperti dinding rumah tertimpa gempa
Seperti batu kali terbelah

Hanya menguntai asa kosong
Memaksa cita yang sia-sia
Menanam benih pada rasa yang tak bernyawa
Tergulung pada debur tsunami hebat kemarin

Di antara nyamuk2 malam
Angin musim panas semakin menyengat
Membelai raga yang menyerah
Adakah bahagia???

-d-

MENYERAH...

Jika waktu itu tiba
Saya akan menyerah pada titik
Di mana rasa semakin tipis
Dan asa hanya tinggal kepingan debu

Saya akan menyerah pada suatu masa
Ketika hati itu terbelah
Mimpi tak lagi sama
Saya akan menyerah…

Tak akan memaksa
Tak akan mengikat
Kan saya biarkan lepas
Bersama mimpinya yang lain…

Saya menyerah..
Bukan untuk kalah
Bukan untuk mengalah
Untuk bahagia yang akan diraih…

Saya akan menyerah
Meninggalkan atau ditinggalkan
Menyerah pada waktu yang mungkin kan segera tiba…

-d-

Tuesday, July 25, 2006

Memaafkan...

Kemarin teman saya bercerita, dia baru saja putus cinta
Tak ada tangis, tak ada kesedihan, walaupun tetap meninggalkan luka
Laki2 memang buaya darat!!! Mereka selalu memohon untuk dimaklumi
Mengingat komunitas mereka yang semakin sedikit... mereka ingin berpoligami...
Najis!!!! saya jijik dengan laki2 seperti itu, dan saya pun jijik dengan perempuan yang mau melakukan itu!!! Ntah lah...

Satu yang saya sadari dari cerita kami kemarin, memaafkan mungkin mudah, tapi melupakan apa yang telah terjadi... itu yang sulit....

Friday, July 07, 2006

Sementara...

Ketika menyadari hidup adalah persinggahan sementara,
maka sakit hati,
putus asa
dan kecewa hilang seketika.
Apa yang kita miliki hari ini bukan lah keabadian,
di kehidupan lain setelah mati,
mungkin saja itu bukan menjadi milik kita lagi.
Jadi untuk apa ditangisi???

Friday, June 23, 2006

Tujuan Hidup….

Saya sendiri masih terbingung ketika seorang teman bertanya:
“tujuan hidup lo apa?” Hmmm……..Hidup????

Dulu saya melihat dunia dan kehidupan hanya sebagai God’s game!!! Toh jika tangan-Nya (saya pun tidak yakin apa Dia memiliki tangan-tapi anggap saja begitu) sudah ikut bermain, maka sebagai manusia kita tak lebih hanya boneka. Dia akan menggerakkan kita sesuai dengan keinginannya…

Maka ketika pertanyaan itu muncul, saya jadi balik bertanya,
“apa kita masih bisa memilih apa tujuan hidup qta?”

Ketika ngobrol dengan suami tadi malam, sepertinya semua pikiran2 itu terbuka. Tujuan hidup yang sebenarnya adalah, mempersiapkan diri sebaik2nya sebelum kematian datang. Bukan kah Tuhan selalu memberikan pada Qta pilihan2??? Akal dan nafsu kita lah yang pada akhirnya memilih. Jika akal menang maka selamatlah hidup Qta, namun jika nafsu mengalahkan akal, Qta hanya tingggal menunggu bahaya apa yang akan terjadi di depan sana.

Seperti kata teman saya : "Hidup ini penuh dengan pilihan2, Kketika Qta telah memilih sesuatu, maka yang tersisa hanyalah misteri"
Semua kembali pada Qta, menggunakan akal, atau hanya mengandalkan nafsu...
Hmmmmmm
Selamat memilih.....

Wednesday, June 21, 2006

Ntah lah.....

Hidup ini apa?
Apa?

Hidup ini apa?
Apa?

Hidup ini apa?
Apa?

Sudah cukupkah saya?
Bosen, cape

Apa sih hidup?
Apa?

Ntah lah……..
Ntahlah…….
Ntahlah……..
Ntahlah……………

There’s too many stories
There’s too much stories

Hidup ini apa?
Apa?

What’s the real life?
I don’t know
Would you tell me?
Would you tell me?
Would you????

I’m just a woman
Not somebody
I’m just an ordinary woman
I’m no body

I love you
And for that, I can do anything for you
Anything, though that’s make me fell hurt
I love you, and for that I would die for you if you want, if it can help you….
I would fight for you if it can make you happy…

What’s a happy life?
Have I felt it????
Ntah lah……………..

I love you
And if you want, I would give my soul for you……
Of course, you can do anything with it, you can kill it too……

I love you,
I just want to make you happy
Whatever I can…

I love you….
Ntahlah……..

Sunday, June 18, 2006

Lebih Baik Tidak Tahu (Part 2)

Benerkan kalo Qta tahu, rasanya ampun....sakit banget!!!
saya mencoba untuk menghilangkan pikiran2 negatif itu
mencoba intropeksi diri
mencoba mengobati luka ini

Tuhan...
Ini benar2 mimpi buruk
saya tidak tidak pernah menyangka ini akan terjadi pada saya
saya tidak pernah membayangkan
walaupun sejak lama saya curiga

Saya tidak pernah percaya di dunia ini ada orang jahat
Ternyata mereka dekat dengan saya
orang2 yang saya percaya
orang yang saya tolong
Saya ter-enek2 sendiri, mau muntah
Saya ingin menghilang
Ntah lah....

Tuhan....
Kemarahan yang rasanya akan sia2
Semua toh sudah terjadi
Percuma saja energi saya terbuang
Hanya menambah luka saya
Saya akan berusaha,
Membuat semuanya jadi lebih baik...

Friday, June 16, 2006

Temansss

Senangnya jika waktu bisa berhenti saat bersama mereka
I Really Love Them

Monday, May 15, 2006

Lebih Baik Tidak Tahu!!!

Kadang kala saya merasa lebih baik tidak tahu, daripada ketika saya tahu akan sangat menakutkan. Yup, terkadang kebenaran tidak selamanya indah. bisa-bisa malah bikin hati kita ketar-ketir, bingung, sedih, takut. Tapi bagaimanapun juga, sepandai2nya menutupi kebenaran, toh akhirnya akan terungkap juga, jadi... Pilih mana: Tahu sejak awal atau Nanti aja? Dilema kan???

Wednesday, May 10, 2006

Ajarkan Saya Terbang

Ajarkan saya terbang
Bukan untuk memetik ujung dahan
Bukan untuk mencapai puncak gunung
Pun bukan untuk menyentuh langit dan bintang

Ajarkan saya terbang
Tidak dengan sayap kupu-kupu
Tidak dengan sayap burung
Pun tidak dengan sayap malaikat

Ajarkan saya terbang
Mengepakan mimpi yang saya rajut sendiri
Dengan sayap-sayap angan yang saya ciptakan...

Saturday, March 25, 2006

Hamil

Seorang teman datang pada saya dengan menangis “gw hamil!!!” katanya. Saya tidak begitu kaget, walaupun dia belum menikah.

Saya mengenal kekasihnya, 4 atau mungkin 5 tahun sudah mereka bersama, dan dia mengakui bahwa dalam rentang waktu itu mereka telah melakukan hubungan seks. Permasalahannya, ini adalah kehamilannya yang kedua, setelah dia melakukan aborsi pada kehamilan pertamanya hampir 2 tahun lalu. Hmmm, apakah Tuhan adil??? Saya ingin sekali hamil, tapi hingga saat ini Dia belum memberinya. Teman saya yang menolak hamil, malah Ia beri, bahkan 2 kali!!!

Untuk kehamilan kali ini ia bersikeras mempertahankannya, walaupun kekasihnya menentang. Ia bilang, ia siap jadi single parent apapun yang terjadi. Saya mengangguk saja tanda setuju, ketimbang ia harus hidup dengan kekasihnya yang junkies. Tapi, entahlah, saya tidak begitu yakin dengan konsistensinya, apalagi teman saya ini begitu mencintai kekasihnya –menurut saya-. Sering kali mereka bertengkar, kemudian putus, kemudian bersama lagi, bertengkar lagi, putus lagi, dan bersama lagi. Begitu terus, saya rasa ia tidak cukup punya kekuatan untuk menolak ketika kekasihnya meminta kembali dan berjanji untuk berubah…

Ntah lah, saya hanya prihatin dan tidak bisa berbuat apa2. Di sini saya hanya hendak mempertanyakan keadilan Tuhan, tidak lebih….

I’m sorry God for my question….

Thursday, March 23, 2006

Mimpi Tentang Ferdy…

Something that I can’t forget!!!

Benarkah mimpi hanya sekedar bunga tidur??? Seandainya iya. Sejak dulu saya tidak pernah bisa mengingat mimpi saya. Ketika saya tidur, saya bermimpi, saat saya bangun, saya sudah lupa.

Tapi ini berbeda!!!
Saya masih sangat jelas mengingatnya, walau mimpi itu terjadi hampir sebulan lalu. Setiap detailnya, percakapan kami, apa yang kami lakukan. Saya masih mengingatnya!!!

Ferdy…
Saya mengenalnya sejak satu tahun lalu. Dia lima atau enam tahun lebih muda dari saya. ABg sekali. Kami sekelas dalam suatu kursus bahasa. Walau tidak begitu dekat, beberapa kali saya nebeng pulang, karena kebetulan rumah kami searah. Tapi itu pun tidak berdua, tapi bersama seorang teman perempuan saya yang lebih dekat dengannya.

Dalam perjalanan pulang, tentu kami saling bercerita. Ia lebih banyak curhat tentang gadis2 yang ia pacari. Saya menanggapi sekenanya, juga ketika ia bercerita tentang TTM-nya dengan Putri teman sekelas kami, saya hanya menganggapnya angin lalu.

Suatu hari ia merubah penampilannya, reflek saya berkomentar “tampang lo kayak orang sakit panas!!!” Ia hanya nyengir dan tetap mempertahankan penampilannya dengan poni belah pinggir yang menurut saya aneh. Tidak ada yang berubah sampai setahun ini. Ia masih tetap ABg, masih tetap playboy gagal karena Putri mencampakkannya dan ia mulai mengejar Icha, masih tetap Ferdy yang memanggil saya “Mbak…”, Ferdy yang tidak pernah malu menunjukan betapa bokeknya dia…

Sampai suatu malam saya bermimpi,
Hari itu ia mengantar saya pulang, dan kami hanya berdua!!! Selama dalam perjalanan kami tidak bicara, ia menyetir dengan perlahan. Satu hal yang agak berubah, ia memotong rambutnya dan terlihat lebih rapi. Ia mengantar sampai depan pintu rumah orang tua saya. Ia membukakan pintu mobil, dan mempersilahkan saya keluar.

“Mbak…” Ia memanggil, ketika saya mulai melangkah.
Saya menoleh dan tersenyum, “Terimakasih ya, hati-hati”
Entah apa yang ia inginkan, sedetik kemudian ia menarik tangan saya dan membawa tubuh saya dalam dekapnya.
Sesaat ia tersadar, “Maaf mbak…”
“Saya mohon jangan tinggalkan saya”
setengah memaksa ia mendorong saya masuk kembali ke mobilnya, saya tidak menolak, walaupun dengan jelas saya lihat wajah suami saya berdiri di depan pintu dengan tatap marah. Ferdy membawa saya pergi……..

Tuesday, March 21, 2006

Untuk Esa...













Jika hati tak bisa gerakkan raga

Saya harap, kata dapat menyentuh rasa...
Kepada seseorang di mana sayang saya padanya tak terdefinisi,
Selamat Ulang Tahun...

U're still the best one...

Monday, March 13, 2006

1/2 Gelap, Rayuan Pulau kelapa...

Sebenernya Bingung mo posting apa???
Lagi sendirian, gak punya cerita....

Ngomong2 soal sendiri...
Aduh, kayak tertohok banget
Saya mulai muak dengan hidup,
dengan rutinitas yang begitu2 aja...

sama sekali sedang tidak punya semangat
tidak punya gairah...

Mo ini bingung, Mo itu bingung...

Seperti pohon kelapa itu, sendirian, berdua mungkin, tapi yang satu agak mendeot. trus ada cahaya, kira2 apa ya maknanya??? Trus kenapa ya dia masih bertahan dalam kondisi seperti itu???

Melambai lambai, nyiur dipantai
berbisik bisik, raja klana.....

(jadi inget pak dibyo!!!)

Saturday, February 18, 2006

Pada Suatu Malam

Malam menyisakan kenang
Aku terlelap dalam mimpi-mimpi
Membayang, membayang, membayang
Menari dalam keindahan
Terlelap dalam gelap
Kemudian terbang, menembus kelamnya...

Friday, February 10, 2006

Didn't We Almost Win

You don't act the same
And your eyes have changed
I don't want to hear the word you say
I don't want to feel the pain
And I see your lips move
But I can’t hear the sound
So I turn my head away
Cause my heart drops to the ground
And I try to see right to you but it’s all in vain
Like a loccomotive blinded by the rain
And I swear that you really love me just the other day
I still remmember how you used to say
I would die for you
I would live for you
I would fight for the right just to give it to you
You can save me free
But you’d come back to me
Didn't we almost win
Didn't we almost win it all...
by: Lupa???

Tuesday, January 31, 2006

Hilang...

Dunia menghilang dari balik tirai,
bau tanah basah menusuk hidung

Tidak kah ada yang lebih indah dari cahaya?
Bagaimana bentuk bulan
Apa warna matahari
Warna tanah,
Bagaimana merah
Apa itu biru

Tidak ada yang lebih baikkah dari cahaya?
Terang menyusut
Bukan, bukan hanya menyusut, tapi semakin meredup

Membayangkan pelangi
Hanya suara air jatuh
Tiada pelangi

Bagaimana bentuk bulat, apa itu kotak,
Hanya megerti berputar, membentuk lingkaran
Hanya mendengar kicau burung,
Mencium wangi bunga,
tanpa pernah sanggup menggambar rupanya.

Lalu gelap kembali datang
Dan tidak lagi menyisakan terang….


4 my brother in law...
I proud of u...

Sunday, January 29, 2006

Seseorang Bernama ESA…






(Untuk rasa sayang yang tak terdefinisi)

Mengingatnya, membuat saya tersenyum, sekaligus menangis. Dia istimewa, bahkan boleh dibilang sangat istimewa. Selalu nyaman berada didekatnya. Sejak dulu saya tak pernah mengakui perasaan ini sebagai cinta. Saya menyebutnya “rasa sayang yang tak terdefinisi”. Dan dia pun selalu menekankan pada saya bahwa yang dia rasakan terhadap sayapun tak terdefinisi (apakah cinta juga punya definisi?).

Saya mengenalnya hampir 7 tahun lalu, kami masih sama-sama polos. Awalnya sangat biasa, saya mengabaikannya, diapun mengabaikan saya. Saya lupa, apa yang membuat kami menjadi dekat satu tahun kemudian.

Kuliah bareng, makan siang di-F, Nge-net di M-Web Psiko atau jalan-jalan ke mal depok saat itu menjadi rutinitas kami. Memang kami tidak melakukannya hanya berdua, tetapi juga bersama teman2 kami yang lain. Yang saya tahu, ia naksir dengan sahabat dekat saya (betul kan?). Kami dekat, cukup dekat, hingga saat liburan tiba pun tanpa dikomando kami saling menulis “surat kangen”. Mungkin dari sinilah awalnya. Perasaan saya terhadapnya berubah setelah surat kangen kami yang pertama, dan sekali lagi saya tekankan “itu bukan cinta”.

Dia begitu istimewa, saya selalu terkenang padanya setiap kali membaca surat-surat kecil yang saling kami kirimkan saat dosen sedang mengajar. Surat-surat inilah yang lebih banyak bercerita tentang kami, tentang senja, tentang hujan, dan juga tentang “rasa sayang yang tak terdefinisi” itu……

“eh lihat udah hujan lagi……..”
“ehmmm…..”
“udah beberapa hari ini ujan terus, indah yah?…..”
“ehmmm….”
“gak tau kenapa kalo ujan, gue ngerasa seneng banget..”
“ehmmm..”
“kok ehmmm terus sih? Ngomong dong!!”
“ehmm..”
“brengsek…”
“……..”
“eh hujan ini kok aneh sih, warna-warni.., rasanya juga manis, kayak sirop.”
“ehmm”
“ini pasti hujan cinta, kalo hujannya sederas ini, pengirimnya pasti lagi jatuh cinta berat. Romantis banget yah…… H.U.J.A.N. C.I.N.T.A.”
“iya gue tahu, gue kok yang ngirim buat elo.”

*Somethings are better left unsaid*
Puisi spontan buatan rangga si penyair kacangan


Sekali lagi, Itu bukan cinta, walau hubungan kami begitu mesra, layaknya sepasang kekasih yang sedang jatuh cinta.

Berjalan berdua melintasi hutan kampus, genggaman tangannya, atau dekapnya yang nyaman sering kali membuat saya merindukannya. Tamparan saya pada pipinya senja itu mungkin masih membekas dihatinya, sobekan uang kertas lima ratus rupiah yang sengaja kami bagi dua atau pig-gitar hitam itu, apakah masih disimpannya? Hmmmm ;)p

Saya sadari rindu ini pada akhirnya menjadi mimpi panjang saya. Saya menikah, dan ia entah dimana. Hampir tiga tahun kami tidak saling sapa, ia tanpa berita. Beberapa kali saya mencoba menghubunginya, tapi ia seperti menolak saya. Saya mengirim e-mail, ia juga mengacuhkan saya.

Untuk seseorang yang merayakan ulang tahun setiap tanggal 21 Maret, Whereever you are, saya sayang kamu, walaupun saya tidak pernah tahu bagaimana bentuknya…
I’m really sorry for what I ever did, for what I ever said…
I’m really sorry…….

Saturday, January 28, 2006

Domestic Violence???

Hmmm, Mungkin hanya sebagian perempuan yang mengetahui konsep itu, termasuk saya. Saya beruntung kuliah di fakultas ilmu2 sosial, sehingga kata itu tidak lagi asing ditelinga saya.

Miris rasanya melihat berbagai berita di televisi, seorang ibu yang membakar anaknya, mengajak anaknya bunuh diri, ibu yang mencuri, dll. Tahukah kita, seorang perempuan tidak akan melakukan tanpa sebab?

Ketika kuliah dulu, saya sempat menulis sebuah makalah tentang suami yang dibunuh istrinya. Yang unik adalah, dari sekian kasus yang saya teliti, hampir semua menunjukan bahwa pada awalnya pelaku adalah korban. Mereka mengalami berbagai siksaan dari suaminya, mulai dari siksaan fisik seperti, dipukul, ditendang, sampai disiram air panas. Ataupun siksaan psikologis, seperti di hina, di caci maki, di tatap sinis.

Dalam rumah tangga seperti ini, perempuan sama sekali tidak berdaya. Tidak dihargai, diacuhkan, dan tidak dimanusiakan….

Bukan hanya mereka yang berada dalam golongan ekonomi lemah saja yang mengalaminya. Bahkan perempuan dengan tingkat pendidikan tinggipun tidak luput dari peristiwa ini. Termasuk saya mungkin!!!!

Entahlah, setiap menjelang week end, saya selalu deg deg-an. Saat hari jumat tiba, saya hanya bisa menunggu apa yang akan terjadi sore nanti. Saya tidak pernah berfikir dia yang terbaik, tapi entahlah. Jika boleh meminta, saya ingin hari jumat, sabtu, minggu tidak ada dalam hidup saya.

Dia memang tidak pernah menyiksa saya secara fisik, tapi menteror bathin saya. Seperti perempuan lainnya, saya hanya bisa menangis, Percuma saya meratapi hidup yang sudah saya pilih, Apa ini cinta??? Saya tidak tahu. Yang saya tahu, setiap kali saya berusaha membuatnya senang, termasuk mendukung semua kesenangannya yang saya tahu itu salah. Walaupun terkadang hanya penolakan yang saya dapatkan…


Saya terhina, saya tidak dihargai, tidak dimanusiakan. Apa saya salah ketika keinginannya tidak terpenuhi? Apa saya salah ketika hari hujan dan ia tidak bisa pergi dengan teman2nya? Apa saya berkehendak menurunkan hujan?

Mungkin kami tidak akan lama, saya berharap, tanpa saya dia akan lebih tenang. Tanpa saya dia akan dapat menikmati hidupnya. Bukankah mencintai berarti berani berkorban??? Termasuk siap kehilangan apa yang kita cinta….


Kalau sudah begini, sepertinya konsep domestik violence tidak berarti apa-apa….

Sunday, January 22, 2006

Abang...

Ketika menulis ini, saya sedang teringat seseorang. Seseorang yang mungkin “cukup” berarti bagi saya. Saya memanggilnya “Abang” .

Kami pernah begitu dekat, walaupun jalinan itu tidak lama, mungkin sekitar 3 bulan. Tapi dalam waktu yang sesingkat itu boleh di bilang saya tahu kondisinya setiap detik.

Saat itu semua indah, walau saya tahu dia memiliki seseorang, tapi itu tidak menghalangi saya untuk terus menjalin hubungan dengannya. Kami tidak berselingkuh, dan dia mengakui saya sebagai adik. Dan seperti yang diperkirakan, saya jatuh cinta. Memang bukan yang pertama, tapi toh rasanya lebih indah dari cinta pertama saya. Bingung, ded2-an, gemetar, hmmm….

Waktu berlalu, entah dari mana mulanya, kami menjauh. Mungkin perasaan saya juga ikut andil dalam menciptakan jarak. Kami mulai jarang berkomunikasi, jarang bicara, jarang telpon, jarang sms. Dan perlahan dia menghilang dari hidup saya.

Hingga suatu malam ia menghubungi saya melalui sms
“dek, saya ingin bunuh diri…”
DEGGGGG, ada apa??? Saya panik, saat itu waktu menunjukan hampir pukul 1 malam. Saya mencoba menelponnya, tapi tidak diangkat. saya sms balik dan menanyakan di mana dia, tidak pula dibalasnya.


Ada apa??? Hingga saat ini saya tidak tahu apa yang terjadi dengannya malam itu.

Enam bulan kemudian, dia kembali menghubungi saya, hanya sekedar mengabarkan bahwa dia akan menjalani sidang skripsi. Saya bersyukur, kami ngobrol seperti biasa, bercanda dan saling cela. Dia tidak berubah. Saya berjanji untuk datang pada hari dia sidang, tapi pada saat hari-H saya ada pekerjaan di luar kota dan terpaksa tidak bisa datang. Dia memaklumi.

Setahun, dua tahun, tiga tahun berlalu. Dalam rentang waktu itu kami hanya sesekali kontak, menanyakan kabar atau sekedar bercanda di telpon. Dia sudah menjadi lelaki mapan, dia masih menjalin kasih dengan kekasihnya yang dulu, saya pun telah menemukan pujaan hati saya dan menikah.

Bersambung….

Friday, January 20, 2006

ada atau tiada

Dalam kegelapan, aku melihat mimpi yang terputus-putus
terulang dan kembali terulang...
anehnya walau kehangatanmu ku rasa,
namun bayang dirimu, tidak tampak di mana-mana.....

Wednesday, January 18, 2006

Hanya Mimpi

Ketika saya ingin berlari, kaki ini tak bisa bergerak
Ketika saya ingin terbang, tubuh ini tak punya sayap
Saya ingin, tapi tak bisa.


Tapi ada yang bergerak, ketika mata saya terpejam.
Tangan saya mengepak, kaki saya terangkat…
Saya berlari lalu terbang….
Tidak berhenti……….

Ketika saya membuka mata, semua masih sama.
Saya tidak berlari, apalagi terbang.
Saya masih di sini, menunggu keajaiban datang!!!!

 
template by