Friday, November 28, 2008

PERNIKAHAN

Beberapa waktu lalu, saya berbincang dengan tiga orang sahabat saya. Temanya tentang PERNIKAHAN. Diantara kami bertiga hanya saya yang sudah menikah, Jeng F sedang dalam persiapan menuju ke sana (Desember tahun ini ia akan menikah), Jeng S sedang merencanakan dalam waktu dekat ini, sedangkan Jeng R, ingin sekali menikah tapi sampai detik ini belum menemukan pasangan yang tepat.

Saya jadi teringat lebih dari tiga tahun lalu ketika memutuskan untuk menikah, masih lugu, belum bisa apa2, masih setengah yakin dengan calon suami yang sudah dipilih. Namun dorongan orang tua saat itu membuat saya maju terus sampai akhirnya kami menikah.

Perasaannya:
Menyesal??? Sebenarnya tidak boleh ada kata itu ketika kita telah membuat keputusan, tapi harus diakui, karena pernikahan ini saya tertinggal banyak hal dibanding teman2 saya, terlebih sejak menikah sampai sekarang saya memutuskan utuk menjadi ibu rumah tangga biasa. Tapi perasaan menyesal itu pada akhirnya hampir tidak pernah ada, apa lagi sejak kehadiran Dytara, putri kecil kami. Saya mencintai peran saya sebagai ibu, saya menyukai hidup saya sebagai istri yang hanya dirumah saja, dan tentunya saya bangga menjadi perempuan yang bisa membahagiakan keluarga.

Awalnya:
Neraka!!! Satu tahun pertama pernikahan kami adalah NERAKA. Walaupun masa pacaran lebih dari dua tahun, tapi itu benar2 gak menjamin saya mengenal suami saya seutuhnya. Banyak sifat yang baru muncul saat kami tinggal serumah, banyak hal yang membuat saya terkaget2 dan seperti menjalani hidup dengan orang asing.

Berantem??? Hampir tiap minggu. Masalah sepele aja bisa bikin kami spaneng. Tapi sejak awal komitmen kami, dilarang terucap kata ”cerai” jika kami berantem. Alhamdulillah sampai detik ini kata itu tidak pernah ada dalam kamus kami. Saya dan suami sepakat, jika memang salah satu diantara kami merasa tidak bahagia dengan pernikahan ini, makan itulah perpisahan yang sebenarnya.. Jadi untuk apa dipertahankan. So, Berantem itu emang bumbunya rumah tangga, kalo emang Qta gak suka bilang aja. Karena menurut saya ”Mana gue tahu apa yang elo mau, kalo elo gak bilang!!!”

Sekarang:
Saya masih terus belajar jadi istri dan ibu yang menyenangkan. Setidaknya rumah kami adalah surga buat kami. Pertengkaran sudah jarang terjadi, saya dan suami Insyaallah sudah bisa saling memahami. Kami tetap individu2 yang berbeda, karena perbedaan itulah yang membuat hidup kami berwarna. Ups sekarang kami sudah bertiga, tentunya dengan Dytara, cinta kami....

 
template by