Saturday, January 28, 2006

Domestic Violence???

Hmmm, Mungkin hanya sebagian perempuan yang mengetahui konsep itu, termasuk saya. Saya beruntung kuliah di fakultas ilmu2 sosial, sehingga kata itu tidak lagi asing ditelinga saya.

Miris rasanya melihat berbagai berita di televisi, seorang ibu yang membakar anaknya, mengajak anaknya bunuh diri, ibu yang mencuri, dll. Tahukah kita, seorang perempuan tidak akan melakukan tanpa sebab?

Ketika kuliah dulu, saya sempat menulis sebuah makalah tentang suami yang dibunuh istrinya. Yang unik adalah, dari sekian kasus yang saya teliti, hampir semua menunjukan bahwa pada awalnya pelaku adalah korban. Mereka mengalami berbagai siksaan dari suaminya, mulai dari siksaan fisik seperti, dipukul, ditendang, sampai disiram air panas. Ataupun siksaan psikologis, seperti di hina, di caci maki, di tatap sinis.

Dalam rumah tangga seperti ini, perempuan sama sekali tidak berdaya. Tidak dihargai, diacuhkan, dan tidak dimanusiakan….

Bukan hanya mereka yang berada dalam golongan ekonomi lemah saja yang mengalaminya. Bahkan perempuan dengan tingkat pendidikan tinggipun tidak luput dari peristiwa ini. Termasuk saya mungkin!!!!

Entahlah, setiap menjelang week end, saya selalu deg deg-an. Saat hari jumat tiba, saya hanya bisa menunggu apa yang akan terjadi sore nanti. Saya tidak pernah berfikir dia yang terbaik, tapi entahlah. Jika boleh meminta, saya ingin hari jumat, sabtu, minggu tidak ada dalam hidup saya.

Dia memang tidak pernah menyiksa saya secara fisik, tapi menteror bathin saya. Seperti perempuan lainnya, saya hanya bisa menangis, Percuma saya meratapi hidup yang sudah saya pilih, Apa ini cinta??? Saya tidak tahu. Yang saya tahu, setiap kali saya berusaha membuatnya senang, termasuk mendukung semua kesenangannya yang saya tahu itu salah. Walaupun terkadang hanya penolakan yang saya dapatkan…


Saya terhina, saya tidak dihargai, tidak dimanusiakan. Apa saya salah ketika keinginannya tidak terpenuhi? Apa saya salah ketika hari hujan dan ia tidak bisa pergi dengan teman2nya? Apa saya berkehendak menurunkan hujan?

Mungkin kami tidak akan lama, saya berharap, tanpa saya dia akan lebih tenang. Tanpa saya dia akan dapat menikmati hidupnya. Bukankah mencintai berarti berani berkorban??? Termasuk siap kehilangan apa yang kita cinta….


Kalau sudah begini, sepertinya konsep domestik violence tidak berarti apa-apa….

0 komentar:

 
template by