Gadis Kecil Itu....

Tubuh mungilnya terbangun ketika ketika kami masuk ke ruang itu. Bola matanya tampak membesar dan memandangi kami satu-satu. Ia tersenyum.

Tubuhnya hanya tinggal tulang terbungkus kulit. Namun ia tetaplah gadis kecil yang cantik. Penyakit yang entah apa namanya telah merenggut hari-hari bermainnya. Saya hanya bisa menatapnya iba…

Ia anak ke-3 dari empat bersaudara. Ayahnya bekerja serabutan, sedang ibunya tidak bekerja. Kedua kakaknya telah putus sekolah sejak sekolah menengah, sedang ia hanya sempat mengenyam pendidikan tak lebih dari kelas lima sekolah dasar. Adiknya bahkan sama sekali tidak bersekolah.

Dulu orangtuanya mengira adiknyalah yang harus memperoleh perhatian ekstra. Karena disamping anak laki satu-satunya, adiknya tidak dapat berjalan hingga usia 6 tahun. Orangtuanya mati-matian mengobati adiknya ini, mulai dari pengobatan medis hingga alternatif. Sampai akhirnya adiknya bisa berjalan.

Saya mengenal gadis kecil ini hanya sambil lalu. Ia sering kali menyapa saya dan tersenyum. Sejak dulu saya merasa aneh melihat posturnyanya yang terlalu kecil untuk ukuran gadis seusianya. Namun karena kami memang tidak terlalu dekat, saya enggan menanyakan hal itu.

Sudah hampir seminggu ini ia tak tampak bermain. Para tetangga mulai curiga. Karena kami tinggal di kampung, sekecil apapun keanehan dalam rutinitas yang biasa terjadi pasti akan menjadi buah bibir.

Gadis kecil itu sakit!!!
Kami para tetangga menjenguknya hari ini.
Ia tidak lagi bisa berjalan. Tubuhnya kurus, namun perutnya membuncit. Karena ketiadaan biaya. Orang tuanya sama sekali tidak membawanya ke rumah sakit. Ia hanya diberi obat yang didapat dari “orang pintar”. Ughhhhhh….

Tuhan sekejam inikah hidup???
Seandainya saya punya uang akan saya bawa ia ke RS
Seandainya saya mampu berbuat lebih banyak….

Saya hanya bisa menatapnya sedih.
Dalam doa, saya berharap ia sembuh dan diberi panjang umur.

Memang jodoh, rezeki, maut hanya Tuhan yang tahu, namun saya berharap sekali, maut tidak datang padanya dalam waktu dekat ini…..