Saturday, September 17, 2011

About A. Rasyid


"Yakin lo?"
"Sumpe lo?"
"Yg bener?"
"Masa sih?"
......Blah blah blah...
Begitu komentar teman2 dekat saya saat tahu kalau saya pacaran dengan laki2 yg sekarang memberi saya 2 putri cantik.

Patut diketahui, kami adalah 2 sosok yg berbeda. Saya yang terkesan kutu buku, dengan hari2 yg gag jauh2 dari perpus, tugas2 kuliah, dan sederet kegiatan akademis lainnya. Sedangkan dia? Terkenal sebagai jagoan kampus, tukang berantem, tukang mukulin anak orang, tukang pacaran, tukang bolos kuliah, tukang bakso, tukang somay dan tukang2 lainnya...Ơ̴̴͡.̮Ơ̴̴̴͡

Kami seperti langit dan bumi, seperti air dan minyak yg tidak mungkin bs disatukan.

Lalu? Ntahlah...
Mungkin bukan atas dasar logika yg tidak mungkin itu kami bersatu, tapi tangan Allah lah yg melakukannya.

Saya mengenalnya, jauh sebelum kami berpacaran. Dia senior, 3th diatas saya. Tak ada yg istimewa dengan perkenalan kami, it means dia bukan cinta pada pandangan pertama. Di mata saya, dia biasa bahkan terlalu biasa hingga saya tidak sempat mengingatnya.

Yang saya ingat tentang dia saat itu hanya tingkah lakunya yg jd gosip dimana2. "Arif mukulin si X", "Arif pacaran sama si A,B,C dll", "Arif berantem sama si Z"...pokoknya gosip tentang dia negatif semua, gag ada satupun yang positif. Saya tidak menanggapi, karena kami hanya sebatas kenal, bahkan tidak pernah bertegur sapa.

Titik balik dari semua itu terjadi ketika kami sekelas di salah satu mata kuliah. Saya tidak tahu, saat dosen kami meng-absen kami satu persatu. Menyebut nama kami, ntah mengapa saat nama itu disebut ada perasaan aneh dalam hati saya. "ABDUL RASYID ARIF" kata pak dosen...saya tidak tahu syapa yang memiliki nama sebagus itu. "Namanya bagus" kata saya dalam hati. Dan saat itu, si pemilik nama juga tidak hadir. Jadi artinya saya tetap tidak tahu kalau nama bagus itu adalah milik si tukang berantem dan tukang pacaran.

Lupa juga kenapa kami jd dekat, yg jelas sih sahabat saya juga adalah teman dekat dia. Jadi karena kuliah bareng kami jd makan siang bareng (biarpun tidak sering).

Tetap tidak tahu siapa dia
Tetap menganggap dia apa adanya
Tetap gag perduli dengan semua gosip ttgnya

Suatu hari...
"Anterin gw beli kue yuk, buat sidang besok" katanya ditengah keramaian gedung B FISIP UI
IYees...dia mahasiswa mentok, semester akhir yg kalo gag lulus berarti Out!

Kenapa gue? Pikir saya saat itu. Padahal disitu ada mantan pacarnya, ada temen2nya, ada sahabat saya yg jg sahabatnya, tapi kenapa saya?

Walaupun dipenuhi sejuta pertanyaan, saya mengiyakan, dan mengantarnya ke toko kue.

Sampai saat itu...
Belum ada apa2
Tidak ada yg istimewa...

Waktu berlalu lagi, dia sidang skripsi, saya tetap kuliah.

Kemudian dia datang lagi pada saya:
"Mau gw kasih kerjaan gag?" Katanya suatu hari
"Kerjaan apaan?" Kata saya
"Bantuin revisi gw...hehehe...gw bayar..."Katanya
Saya menolak dan bilang gag sanggup, tapi dia memaksa...
"Gampang kok, lo pasti bisa...bla bla bla bla..."
Akhirnya dengan sedikit terpaksa saya mengiyakan, walau dongkol setengah mati karena merasa dikerjain.

Besoknya dia bawa skripsinya yg telah dicoratcoret plus disket yg berisi skrisinya.

Semingu...
Saya gag apa2in
Dua minggu...
Masih belum saya buka
Tiga minggu...
Saya lupa
Minggu ke empat...
"Udah belum?" Dia menghampiri, saya hanya tepok jidat dan say sorry. Saya bilang saya gag ngerti. "Ya udah, ntar gw bantu" katanya...

Suatu hari dibulan September tahun 2002
Kami makan siang di kafe FISIP Almarhum, rame2. Siangnya dia dan sahabat saya QQ mengajak saya untuk ikut ke rektorat, tempat lembaga penelitian dimana mereka bekerja berada. Saya hayuk aja, tapi sesampainya di sana, perut saya sakit. QQ menyuruh dia mengantar saya pulang. Dia nurut. Yup itu pertama kali dia ke rumah saya.

Semakin hari...
Semakin dekat...
Nunggu telponnya...
Nunggu SMSnya...
Jadi Deg2an kalo ketemu...
Ada perasaan aneh...

Yeah...dibulan yang sama kami "jadian", tanpa sepengetahuan siapapun even QQ sahabat kami. Kami memutuskan untuk backstreet dari orang2 kampus mengingat stigma dia yg tidak menyenangkan. Lama sekali, satu2 teman2 dekat kami tahu. Dengan reaksi yg sama sekali tidak mendukung. Ada yg kaget, ada yg bingung.

Dia tetap orang aneh
Dia tetap jd misteri
Dia tetap menyebalkan
Dia membingungkan

Bandung, kamar kos si Iyap, April 2004...
Dia bilang ingin menikah dengan saya
Dia ingin punya anak dari saya

Oktober 2004
Kami bertunangan

3 Juni 2005
Kami menikah...

22 November 2007
Dytara Adhwaa Novereal, putri pertama kami lahir

1 Desember 2010
Karai Cyrilla Desya, putri ke dua kami lahir

Dia berubah...
Dia bukan lagi si tukang berantem, bukan juga si tukang pacaran. He's a family man. Dia mencintai rumah, dia menyayangi anak2 dan saya tentunya. Tak sekalipun dia berbuat kasar, tak sekalipun dia menggunakan tangannya ketika marah. He's a great man. Tidak pernah menyesal mengenalnya, tidak menyesal menikah dengannya, tidak menyesal melahirkan anak2nya...

I love you sayang
I love everytime with you
I love all the things you have
Semuanya...

*untuk 9 th kebersamaan Qta*
Kamu tetap pacar aku kan???

4 komentar:

Ratusya said...

laki gua juga dulunya tukang berantem :D

-d- said...

Iya, toss deh. Tukang pacaran jg ga? Si Bedul mah smua stigma buruk cowok nempel di dia...(•͡.̮ •͡)

Febria's World said...

terharu ncy :)
9 thn ya, dan gue adalah org yg mendukung lo bukan? karena gue ama arif nyambung. xixixixi

-d- said...

Tenkyiu say, ternyata udah 9th jatuh bangun sama dia. Mudah2an jd lebih baik lagi ya...Amin...

 
template by